a world that you've never met

[TOMS.1] Mamihlapinatapei

Mamihlapinatapei

written by missfishyjazz

Song Yunhyeong [iKON] & Kim Jiyeon [LOVELYZ]

—fluff, romance

thanks to : LIGHTLOGY for the super cutie poster❤

1A copy

Orang bilang, ketika kau mencintai seseorang bahkan tanpa perlu berucap pun semua akan tergambar dimatanya. Tidak perlu lidah yang bertugas, cukup sepasang mata yang bertindak. Saling menatap dan berkata dalam bahasanya sendiri, bahasa yang sulit dimengerti bagi mereka yang tak terlibat atau tak pernah mengecap manisnya cinta. Yunhyeong cukup percaya itu, sekalipun dia nyaris tidak pernah jatuh cinta. Waktu remajanya ia habiskan di bangku sekolah yang mencekik dan berlanjut di masa pre-debut yang menguras air mata.

Yak! Kenapa kau tidak bilang jika maskerku turun?” Yunhyeong memang tidak pernah tahu rasanya jatuh cinta, tapi bersama gadis mungil sok berkuasa di hadapannya ia tahu manisnya perasaan yang tak terdefinisi.

“Memangnya kenapa kalau maskermu turun?” Yunhyeong menyeruput sedikit minumannya sebelum kembali menatap gadis yang masih saja sibuk dengan masker dan topi baseball-nya.

Yak! Kau mau aku digantung agensiku? Tidak ada berkencan! Kau tahu sendiri.”

“Tapi kau berkencan. Dasar badung.” Yunhyeong memukul kepala pusat rasanya dengan segulung majalah.

Ay! Ay! Memang siapa disini hoobae sok tampan yang mendekatiku terlebih dahulu?”

“Siapa juga disini sunbae yang mengajakku kencan di sini terlebih dahulu?” Yunhyeong menaikkan sedikit ujung bibirnya sebelum menatap gadis yang ia yakin sebentar lagi akan bertransformasi menjadi singa betina.

YAK! Song Yunhyeong!”

MWO? Kim Jiyeon!”

 

Jiyeon menggeser gelas ice chocolate-nya ke sisi lain meja dan menggantikannya dengan tangan yang terlipat. Matanya menatap sebal dengan pipi menggembung yang terangkat tinggi. Ia bahkan lupa fakta jika pipinya sudah menggembung tinggi tanpa perlu dibuat-buat. Ah! Jika kau pikir Jiyeon yang ini adalah member girlgroup yang itu… Kau salah! Jiyeon yang ini tidak terkenal dengan nama Jiyeon-nya, mungkin karena ia tidak mau dianggap cari sensasi dengan menyamai nama panggung idol lain yang lebih senior darinya. Namanya lebih mirip orang Jepang, Yunhyeong bahkan sempat bingung saat pertama kali bertemu dengan Jiyeon. Bahasa koreanya sangat fasih, lengkap dengan umpatan-umpatan halus. Iya, Jiyeon yang ini adalah gadis dengan nama panggung Kei.

 

“Song Yunhyeong, lihat mataku sini..” Yunhyeong nyaris tersedak ketika Kei tiba-tiba menarik tangannya dan membuat mata mereka bersirobok.

“Kenapa sayangku?” Yunhyeong sengaja mengayunkankan kosakata terakhirnya manja membuat Kei geli setengah mati.

“Coba lihat mataku, tebak aku mau apa?” Yunhyeong membiarkan kedua alisnya bertaut dan keningnya mengerut bingung. Salah satu tangannya ia tarik dari genggaman Kei, ia meletakkan punggung tangannya pada kening tersayangnya sebelum meletakkan ke keningnya.

“Kau tidak panas.”

“KAU PIKIR AKU GILA!”

“Mungkin saja. Buktinya kau lupa jika aku ini vokalis di iKON bukannya cenayang.” Yunhyeong tertawa geli melihat Kei yang sudah terlihat ingin melumatnya bulat-bulat.

“Ayolah Yunhyeong-aa, aku tahu kau itu masih anggota iKON bukannya cenayang tapi coba tebak apa yang aku inginkan sekali saja.” Yunhyeong menurunkan sedikit senyumnya sebelum kembali menatap mata Kei dengan serius.

“Kenapa tiba-tiba begini? Ikut tren member lain?” Kei kemudian mengangguk pasrah. Yunhyeong tahu sekali, jika kekasihnya ini sudah mulai bertingkah macam-macam itu pasti karena pengaruh member grupnya yang lain. Kei tidak ingin dianggap kuno, jadi dia berusaha merasakan apapun yang member lain di grupnya lakukan. Untung saja sampai saat ini Kei belum menuntut yang macam-macam darinya.

“Baiklah.. Baiklah..”

 

Yunhyeong kembali mengeratkan pegangan jemarinya pada jari-jemari langsing Kei. Matanya menatap tepat ke dalam mata serupa bulan sabit itu. Ia bisa melihat seolah laut berwarna kecoklatan dan bergejolak tenang di sana. Yunhyeong bukan penggemar laut. Tapi setiap kali melihat sepasang mata itu hatinya bahagia. Ia tidak terlalu sering pergi ke laut, bahkan karena jadwal iKON di Amerika belakangan ia tak sempat pergi kemanapun selain studio latihan dan apartemen mereka, tapi hanya dengan melihat mata Kei ia seperti terjebak di tengah lautan. Lautan yang dalam dan tak menginginkannya pergi. Lautan dalam yang terus membuainya untuk jatuh dan tenggelam. Lautan dalam yang membuatnya rela melalui belasan jam di pesawat hanya untuk melihatnya.

 

Dalam lautan itu Yunhyeong bisa melihat Kei yang berdiri sendiri. Itu seperti Kei sekali. Yunhyeong selalu tahu bahwa Kei suka memperhatikannya. Ketika mereka memiliki jadwal comeback yang berdekatan Kei selalu menyempatkan diri asal lewat di depan ruang tunggunya. Kei selalu bilang itu tidak sengaja tapi Yunhyeong mana mungkin mempercayainya. Ruang tunggu iKON termasuk ruang tunggu eksklusif berbeda dengan grup Kei yang sekalipun debut terlebih dahulu tapi tidak memiliki kekuatan media seperti grupnya. Ruang tunggu eksklusif berada terpisah dan tidak searah sama sekali dengan ruang tunggu biasa. Kei juga tidak pernah lupa meninggalkan sekantung makanan buatan tangannya yang terbilang praktis di resepsionis apartemennya.

 

Kei bukan sosok sekuat pembawaannya. Setiap kali terjadi masalah dengan dirinya sendiri atau grupnya, Kei selalu menghubungi Yunhyeong. Tidak memedulikan jam berapapun itu atau dimanapun Yunhyeong berada. Yunhyeong tidak keberatan sama sekali, ia justru senang karena Kei jarang sekali membuatnya khawatir apabila ia berada di tengah jadwal tur dunianya. Tapi bukan berarti Yunhyeong akan sedia waktu 24 jam bagi Kei. Ketika sudah waktunya persiapan atau masa-masa awal comeback, Yunhyeong terpaksa harus membiarkan Kei sendirian karena Hanbin tidak akan membiarkan hal apapun merusak ‘kesempurnaan’ musik yang akan dibawakan iKON. Untungnya Kei tidak semanja itu, sekalipun ia sering menangis tapi Kei pengertian. Sebagai tebusannya Kei hanya mau waktu berduaan dengan Yunhyeong tanpa interupsi siapapun bahkan si killer Kim Hanbin sekalipun. Atau seperti sekarang ini, iKON sudah meninggalkan Korea sejak akhir 2017 untuk melakukan promosi besar-besaran di Amerika, dan hari ini tepat di hari jadi mereka yang ketiga Yunhyeong rela menempuh perjalanan belasan jam dan jet lag parah demi melihat Kei. Kei nya yang manis, yang selalu merasa berkuasa dan kuat tapi kenyataannya sangat perhatian dan lemah.

 

Kemudian Yunhyeong kembali tertegun. Apa ya yang diinginkan oleh Kei? Yunhyeong kembali menatap Kei baik-baik mencari sesuatu yang setidaknya berusaha disampaikan Kei, tapi ia tidak menemukan apa-apa. Dia bukannya tidak peka, tapi ia tidak dapat merasakan apapun yang diinginkan Kei secara tersirat di dalam pandangannya. Yunhyeong masih kembali mencari-cari sampai ia sadar sesuatu. Senyumnya terbit dengan begitu mudah.

 

“Bodoh..” Yunhyeong memukul ringan kepala kekasih yang setia menemaninya tiga tahun ini. Ia kembali menyesap smoothies-nya.

Aw! Apanya yang bodoh? Kau memangnya sudah tahu apa yang aku inginkan?” Kei mengusap-usap poninya yang jadi berantakan karena pukulan Yunhyeong.

“Bagaimana aku tidak mengerti hal semudah itu, sayangku..”

“Memangnya apa?” Kei memberengutkan bibirnya, menantang.

“Kau sudah mendapatkannya.” Yunhyeong menyelesaikan minumannya sebelum mengambil secarik kertas dan pena.

“Apanya?!” Kei masih bersikeras menuntut jawaban yang pasti. Sementara Yunhyeong telah selesai dengan secarik kertas dan penanya.

“Kau tidak pandai menutupi sesuatu Kim Jiyeon. Dasar oportunis!” Yunhyeong menggeser kertas yang ia tulis ke dekat tangan Kei sebelum mengangkat pantatnya dan berjalan pelan.

“YA SONG YUNHYEONG!” Kei hendak berteriak lagi sebelum membaca isi kertas tersebut. Mamihlapinatapei. Keningnya berkerut ringan sebelum matanya kembali menatap Yunhyeong yang balik menatapnya nakal.

“Apa ini?!” Kei membawa seluruh barangnya sebelum menyusul Yunhyeong yang sudah berjalan terlebih dahulu dengan tangan terselip di saku jeansnya.

 

Yunhyeong terdiam di samping mobilnya. Matanya menatap sekali lagi ke dalam mata kekasihnya lurus. Ia tidak mengucap atau berpikir apapun. Ia hanya menatap Kei dengan sebaris kerinduan dan seuntai kasih yang sulit dipahami. Anehnya, Kei tahu itu. Ia bisa merasakan bagaimana Yunhyeong dapat mencintainya dengan mudah dan sederhana melalui tatapannya. Apa mungkin…

“Sejak tiga tahun berkencan, kau tidak pernah menciumku terlebih dahulu. Cium aku di sini—” Yunhyeong belum sempat menyudahi kalimatnya, pun Kei belum dengan senyumnya yang merekah. Kei menurunkan sedikit maskernya, berlari dan memeluk kekasihnya, tak lupa sekecup cinta di bibir.

“Dasar bodoh..” Kei kembali mengecup pria bersurai kecoklatan tersebut. Mereka kembali tersenyum, kemudian menatap. Ternyata bahagia itu sederhana. Terjebak di dunia yang hanya perlu mereka sendiri yang pahami sudah menjadi kebahagiaan untuk mereka.

“Kau yang bodoh..”

 

.THE END.

 

Mamihlapinatapei—from Yagan

The wordless yet meaningful look shared by two people who desire to initiate something, but are both reluctant to start.

Comment?