a world that you've never met

[TOMS.7] Saudade

Retrouvailles

written by missfishyjazz

Jung Chanwoo [iKON] & Halla [The Ark]

—fluff

thanks to : LIGHTLOGY for the super cutie poster❤

7G copy

 

Kamis, 2 Juni 2016

Chanwoo sedang sibuk memperhatikan tetua suku grupnya bermain dengan kamera perekam untuk dokumentasi mereka ketika Si Lucu menghubunginya melalui sambungan telepon gratis.

“Sayang..”

“Iya, Sayang.”

“Nonton X-Men yuk. Lagi bosen nih.”

Yah, maaf ya Sayang, aku udah mau berangkat ke Shenzhen sekarang.”

“Oh iya lupa! Kamu masih konser ya. Ya udah, hati-hati ya Sayang.”

“Iya. Kamu juga ya. Jangan lupa makan. Ajak siapa gitu kalau kamu masih mau nonton X-Men.”

 

Pada akhirnya Si Lucu mengurungkan niatnya untuk nonton X-Men. Sebenarnya dia bukan fans seri film itu, dia hanya ingin pergi berdua dengan kekasihnya. Sayang seribu sayang, ia lupa kalau Chanwoo masih dalam rangkaian konsernya.

 

Senin, 5 September 2016

Yunhyeong sudah lupa kapan terakhir kali ia melihat Chanwoo lebih malas daripada hari ini. Maklum saja mereka punya jadwal kegiatan yang cukup padat dan Yang Maha Mulia Hanbin tidak pernah membiarkan satu pun anggota kelompoknya menganggur. Sekalipun anggotanya tidak berpartisipasi banyak dalam pembuatan lagu apalagi album, setidaknya mereka harus menggerakkan badan mereka.

 

“Chan—”

“EH SAYANG! Akhirnya telepon aku kamu angkat juga!” Chanwoo bersorak gembira dan segera mengangkat bokongnya dari sofa ruang tengah. Pria bertubuh bongsor itu segera menjauh dari jangkauan member lain dan duduk sendiri di balkon apartemen mereka.

“Maaf ya. Aku sibuk nih. Maklum grupku kan baru merubah formasi.”

“Iya, aku paham kok Suji sayang.”

 

Sebentar. Sebelum kalian berpikir Chanwoo baru saja merebut kekasih versi dewasa dirinya di The Heirs, kalian harus tahu bahwa Suji yang itu dan Suji yang ini berbeda. Suji yang ini tidak sepopuler Suji yang itu, bahkan jarang ada orang yang tahu nama asli Suji yang ini adalah Suji. Tapi tidak masalah, yang penting Suji yang ini tetap jadi gadis paling populer seantero hati Jung Chanwoo.

 

“Chanwoo sudah makan belum?”

“Sudah dong. Selama Jinhwan hyung masih hidup dan berada di radius yang terjangkau kau tidak perlu khawatir, Sayang.”

“Baguslah. Tahu tidak, aku harus diet lagi!”

“APA?! Badanmu kan sudah kecil mungil lucu begitu.”

Iya nih, kemarin aku makan jokbal tiga porsi sendiri, jadi yah gitu deh.”

 

Ya ampun Suji. Chanwoo rasanya sudah ingin menyemburkan tawa begitu mendengar curahan hati pacarnya. Harus Chanwoo akui memang, Suji punya kemampuan makan yang kelewat baik. Buktinya? Kalau bukan sedang ada Chris Evans atau Zac Efron yang tampil di film baru tempat dating mereka selalu hanya dua. Restoran makanan korea atau penjual makanan pinggir jalan.

 

Suji paling anti dengan yang namanya makan cantik di café atau tempat eatery yang berbau keindahan lain. Bagi Suji, makan ya makan, jadi cantik ya jadi cantik. Suji memisahkan dua hal itu kelampau baik. Tapi tetap saja sih, mau Suji makan sebanyak dinosaurus di Jurassic Park makan, dia tetap yang paling cantik untuk Chanwoo.

 

“Ya sudah, kamu yang semangat aja ya dietnya. Kalau nanti lapar, bilang aja ke manajer kamu mau ketemu aku, nanti aku bawakan makanan buat kamu.”

“WAH BAIKNYA PACARKU!”

“Iya dong, Jung Chanwoo akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk Halla.”

 

Chanwoo baru saja mau memberi tahu bahwa dia sedang super bosan di apartemen iKON ketika ia mendengar suara teriakan yang menyuruh Halla segera mengakhiri sambungan teleponnya.

 

“Kamu mau latihan atau perform?” Chanwoo pada akhirnya mengalah dan tidak jadi mengatakan kalau dia sedang kebosanan. Bisa-bisa Suji jadi kepikiran dengan keadaannya dan justru tidak fokus dengan kegiatannya.

“Perform. Member yang lain masih dirias tadi jadi aku bisa telepon kamu. Maaf ya Chanwoo, aku tutup dulu.”

“Iya, sukses ya. Jangan lupa kalau sudah selesai semua jadwalnya langsung tidur, jangan minum susu dengan es, bisa-bisa mata kamu bengkak semua besok.”

“Iya. Gamsahamida. Suji sayang Chanwoo.

“Chanwoo juga sayang Suji.”

 

Pada akhirnya Chanwoo kembali berjalan terseok-seok ke sofa kebesarannya dan terbaring lemas di sana. Sedih juga kalau tidak ada kegiatan begini. Mau pergi jalan-jalan, dia sedang malang menggunakan perlengkapan penyamaran. Mau makan, dia bisa-bisa langsung teringat Suji yang masih sibuk dengan jadwalnya. Mau mengusili para tetua grup tapi mereka kalau tidak berkencan ya sedang mengunjungi teman mereka. Sisanya hanya Yunhyeong yang katanya sedang bertengkar dengan pacarnya. Oh atau dia bisa…

 

“Yunhyeong hyung! Ayo ma—”

“Chanwoo jaga dorm ya, aku mau dinner bersama Jiyeon.”

 

Demi Yoo Si Jin yang menikahi Cheon Song Yi! Mereka baru mendeklarasikan pertengkaran mereka kurang dari sepuluh jam lalu!

 

Rabu, 12 April 2017

Hanbin baru saja menyelesaikan ucapan terima kasih dan doa singkat di jamuan makan malam merayakan pembukaan rangkaian tur konser iKON di Jepang ketika ponsel beberapa anggota berdering. Salah satunya adalah Jung Chanwoo tentu saja.

“Lee Suji!”

“Jung Chanwoo! Bagaimana konsermu?”

“Luar biasa. Tokyo Dome penuh! Aku senang sekali!”

“Wah! Aku juga senang.”

 

Suji masih bingung harus mengucapkan apa ketika ia bisa mendengar suara Donghyuk yang meminta Chanwoo menyerahkan okonomiyaki yang letaknya pasti tidak jauh dari tempat Chanwoo. Beberapa detik kemudian Suji juga bisa mendengar suara Chanwoo yang seperti menyesap mie atau makanan licin lain.

 

“Chanwoo lagi makan ya?”

“Oh iya, aku dan yang lainnya memutuskan untuk makan malam sebagai perayaan konser hari ini.”

“Suji menganggu ya?”

“Tidak kok. Suji mana pernah mengganggu Chanwoo. Aku justru merasa senang sekali karena kita masih bisa saling berkomunikasi seperti ini. Kau harus tahu betapa sulitnya Yunhyeong hyung menghubungi Jiyeong noona belakangan ini. Mereka bahkan bertengkar serius minggu lalu.”

“Benarkah? Kita jangan sampai seperti itu ya.”

“Iya. Aku kan selalu mengabarimu kapan saat aku bisa diganggu kapan tidak. Tapi bukan berarti aku tidak memprioritaskanmu ya.”

“Iya, aku mengerti kok.”

 

Sejujurnya waktu di akhir 2015 Chanwoo mengaku sudah berkencan dengan Suji atau yang biasa dikenal dengan Halla pada anggota grupnya, lima orang—kecuali Jinhwan tentunya—anggota grupnya memandang hubungan itu remeh. Mereka beranggapan paling lama setelah rangkaian iKONCERT berakhir mereka akan berpisah.

 

Kenyataannya? Chanwoo dan Suji adalah hubungan paling harmonis di grup itu, bersaing ketat dengan Hanbin-Dahyun yang memang jarang sekali adu mulut. Itu tentu saja karena Kim Hanbin yang kelewat terjatuh untuk Kim Dahyun. Donghyuk dan Irene tidak dihitung karena mereka tidak memiliki kepastian dan Junhwe dan Seolhyun yang didiskualifikasi karena Junhwe kelewat takut menyatakan perasaannya.

 

“Suji, Chanwoo tutup dulu ya. Tidak enak dengan hyung yang lainnya. Sepertinya ada yang harus kami bicarakan tentang debut internasional.”

Oh iya iya. Tutup saja. Makan yang banyak ya supaya semakin gembul.”

 

Chanwoo tertawa sebentar sebelum menyelesakan kunyahan makanannya, “jujur saja Lee Suji, gembulku ini kan yang membuatmu selalu rindu?”

“Itu sih karena Hanbin oppa sudah punya pacar, kalau tidak aku pasti akan memilih Kim Hanbin yang lebih bagus badannya ketimbang Jung Chanwoo.”

“Ya!”

“Iya iya. Suji sayang Chanwoo apa adanya kok!”

“Bagus. Selamat malam, Sayang. Jangan lupa pakai krim malam dan masker egg shell mu. Saranghae.

Nado saranghae.

 

Ketika Chanwoo meletakan ponselnya kembali ke meja ia langsung menatap keenam hyungnya yang menatap dengan pandangan antara iri, sirik dan gemas.

“Mungkin jadwal Dahyun padat.”

“Jiyeon sedang sibuk mengisi soundtrack.”

“Coba kuperiksa jadwal Joohyun noona.

“Seolhyun jelas-jelas sedang sibuk, jadi tidak mungkin ia menghubungiku.”

 

Kalau kata buku psikologi yang pernah Chanwoo baca, keempat hyungnya sedang berada dalam tahap denial. Mereka jelas-jelas sulit menerima kenyataan bahwa hubungan Chanwoo lah yang paling manis diantara mereka. Parahnya jika mereka berempat sedang dalam tahap denial seperti ini mereka jadi hypersensitive.

 

Jadi sampai besok pagi, orang waras yang bisa Chanwoo ajak bicara hanya Kim Jinhwan dan Kim Jiwon. Itu saja Chanwoo tidak yakin mengingat Bobby yang tidak pernah seratus persen di atas garis normal.

 

Kamis, 19 Desember 2019

Sudah dua hari sejak iKON kembali dari rangkaian kesuksesan promosi mereka di Amerika. Sebagian anggota sudah tidak ada di apartemen ini. Jinhwan sedang pergi berkencan dengan Eunha. Yunhyeong sedang bertamu cantik ke rumah orang tua Jiyeon sembari mengantarkan oleh-oleh untuk calon mertuanya. Bobby memutuskan untuk berlibur bersama keluarnya ke negara tropis.

 

Hanbin pasti sedang mendekorasi rumah barunya ditemani Nyonya Besar Dahyun. Junhwe mungkin mengajak Seolhyun ke studio pribadi di apartemen barunya untuk mendengarkan lagu-lagu baru yang pria itu ciptakan. Donghyuk? Pria itu pasti sedang dalam perjalanan mengumpulkan restu dari keluarganya dan keluarga Irene untuk melamar gadis itu pertengahan tahun depan. Jadi yang tersisa? Tentu saja hanya si bungsu.

 

Masalahnya…

Hyung tidak dapat tiket?!”

“Maaf Chanwoo-ya. Aku bahkan sudah mendatangi manajer gedung pertunjukkan tapi tiket teater pertunjukkan Halla sudah terbooking penuh hingga Minggu.”

 

Chanwoo hanya mendesah kecewa. Di lain pihak manajernya juga mendesah sedih. Chanwoo pasti rindu berat dengan pacarnya itu.

 

“Baiklah, terima kasih, Hyung.”

 

Chanwoo memang merindukan Suji. Ia baru kembali dari Amerika dan Suji sudah memiliki jadwal pentas teaterikal yang panjang. Ia sudah berjanji untuk menonton Suji minggu ini, tapi semuanya kacau ketika Chanwoo dengan bodohnya lupa membeli tiket pertunjukan itu. Parahnya Suji sekarang sudah cukup terkenal dalam dunia teater, banyak orang memujinya dan para pemain teater ini juga sudah masternya. Jadi pantas saja jika tiket pertunjukan terjual dengan cepat.

 

“Kau tidak menonton lagi hari ini?”

“Maaf Suji-ya, aku benar-benar lupa membeli tiketnya.”

Tiketnya kan habis sampai Minggu nanti.”

 

Chanwoo bisa mendengar Suji yang mendesah kecewa di sana, sama sepertinya tadi. Suji pasti sudah menunggu dengan penuh antisipasi, apalagi terakhir kali ia berjumpa dengan Chanwoo adalah di hari ulangnya bulan Maret lalu. Hari jadi mereka juga masih satu minggu lagi.

 

“Aku mau marah sekarang.”

“Suji-ya.”

“Aku marah malam ini. Aku tidak ingin kau hubungi dulu.”

“Aku minta maaf Suji-ya.”

 

Tapi setelah itu Chanwoo tidak mendengar suara apapun karena Lee Suji sudah terlebih dahulu menutup sambungan telepon. Chanwoo jadi sedih. Ini pertengkaran mereka pertama mereka sejak berkencan. Keuntungan jarang bertemu dan memiliki tingkat komunikasi berfrekuensi rendah adalah mereka jarang bertengkar. Mereka mungkin hanya salah paham sedikit tapi berakhir tidak sampai beberapa jam kemudian.

 

“Halo ini Ji—”

“Jiyeon noona! Yunhyeong hyung mana?!”

Ya! Ada apa kau meng—”

Hyung! Aku bertengkar dengan Suji!”

 

Tidak sampai satu jam kemudian Yunhyeong dan Jiyeon lengkap bersama Jinhwan, Eunha, Hanbin, dan Dahyun sudah sampai di dorm iKON. Mereka mendapat bayi besar yang menangis dan membiarkan persedian tissue gulung toilet untuk satu bulan ke depan berserakkan di lantai.

 

Chanwoo sudah senang karena hyung-nya yang lebih sering menganiaya dia daripada menyayanginya itu datang dengan kecepatan yang bisa terbilang cukup cepat untuk menghiburnya, sampai…

“PADA AKHIRNYA JUNG CHANWOO DAN LEE SUJI BERTENGKAR!” Yunhyeong berteriak lebih dahulu dengan senyum lebar.

“MARILAH KITA RAYAKAN!” Hanbin berteriak senang bersama Dahyun dan Eunha yang membuka confetti kecil di tangan mereka. Berikutnya Jinhwan masuk dengan menggiring Junhwe dan Seolhyun yang menenteng empat kardus pizza ukuran besar dan enam kotak berukuran sedang yang pasti isinya ayam goreng.

 

Baru saja Chanwoo ingin mengeluarkan kemurkaannya ketika wajah lemah gemulai Irene muncul dari balik pintu didampingi cekikikan Donghyuk, “BIRNYA DATANG!”

 

“HYUNG!”

 

Sabtu, 23 Mei 2020

Halla berjanji kepada Tuhan ketika ia mulai menonton drama di laptopnya pukul delapan pagi tadi, ia hanya akan menonton enam episode saja. Jam delapan malam ia harus menghubungi Chanwoo karena bayi besar itu biasanya istirahat syuting sekitar jam itu.

 

Tapi kenyataannya ini sudah pukul sepuluh dan ia baru menyelesaikan enam belas episode drama kesukaannya ketika ia melihat empat puluh satu misscall dari Jung Chanwoo.

 

ASTAGA SUJI KAU DARI MANA?!” Halla, ah, lebih tepatnya Lee Suji harus menjauhkan ponsel dari telinganya ketika ia mendengar Chanwoo yang berteriak dramatis.

“Maafkan aku Chanwoo-ya. Aku sedang menonton drama dan benar-benar lupa waktu.” Di ujung sana Chanwoo menghela napas frustasi.

 

Chanwoo sudah hafal betul kelakuan Suji ketika menonton drama. Seberapa banyak pun gadis itu pergi ke gereja dan berjanji pada Tuhan untuk hanya menonton enam episode setiap harinya, gadis itu hanya akan berakhir dengan menamatkan satu seri drama setiap harinya.

 

“Aku tidak bisa tidur dengan tenang di sini. Aku benar-benar mencemaskanmu.”

“Aku minta maaf, Sayang.”

“Aku tidak masalah kalau kau menyelingkuhiku dengan Seungho hyung atau Chanyeol sunbaenim di drama, tapi kau harus ingat bahwa kau masih punya pacar sungguhan yang harus kau beri kabar di sini.”

“Iya, aku minta maaf. Kau tahu aku tidak bisa berjanji untuk ingat waktu jika itu tentang drama.”

“Nanti kalau kita sudah punya anak dan dia terjatuh dari ranjang ketika kau sedang asyik menonton drama, memangnya kau akan tetap mengutamakan dramamu?”

Chanwoo jangan begitu. Aku jadi takut.”

 

Chanwoo menghela napasnya sekali lagi. Sedikit bagian dari hatinya merasa bersalah karena pasti membuat Suji cemas dan agak paranoid dengan ucapannya barusan. Tapi sebagian besarnya lagi merasa perlu mengajarkan Suji hal ini.

 

Mereka sudah sangat positif jika hubungan ini sangat berpotensi udah masuk ke jenjang lebih lanjut. Jadi Chanwoo mulai mengajarkan Suji bahwa mereka harus lebih dewasa dalam memutuskan segala sesuatu. Hal serupa berlaku bagi Chanwoo yang mudah lupa dan kadang kurang bertanggung jawab terutama ketika Suji mengingatkan mereka tentang pertengkaran pertama mereka.

 

Untungnya pertengkaran itu hanya bertahan selama kurang lebih delapan belas jam. Sepuluh jam pertama Chanwoo tidak bisa melakukan apapun karena seluruh member iKON masih sibuk dengan selebrasi pertengkaran pertamanya. Empat jam berikutnya dilanjutkan dengan satu persatu member yang mulai merasa kasihan terutama karena ada Kim Jinhwan dan Bae Joohyun yang super bijak. Empat jam terakhir baru Chanwoo gunakan sungguh-sungguh untuk meminta maaf dari Suji.

 

“Sudahlah. Sekarang aku benar-benar merindukanmu.” Chanwoo pada akhirnya mengalah. Kali ini bukan karena ingin membenarkan Suji, tapi ia merasa akan menyia-nyiakan waktu kebersamaan mereka yang berharga apabila ia tidak kunjung menyelesaikan masalah.

Suji juga rindu Chanwoo. Sangat.”

“Kau sudah makan malam?”

“Sudah kok, aku kan sadar karena alarm makan online darimu.”

 

Chanwoo tidak bisa menghindarkan dirinya dari tawa ketika ia mendengar tuturan polos Suji. Di atas Yoo Seungho dan Chanyeol EXO, makanan masih menjadi prioritas Suji. Chanwoo kadang jadi ragu, di mana ia bisa meletakkan posisinya.

 

“Makan apa?”

“Jjangmyeon dan tangsuyuk.”

“Berapa?”

“Ehm.. Apanya yang berapa?” Chanwoo kembali tertawa begitu mendengar suara Suji. Kalau yang ini Suji hanya pura-pura polos.

“Kau tahu, Sayang.”

“Jjangmyeonnya dua porsi, tangsuyuknya hanya satu setengah. Setengah lagi aku simpan untuk besok pagi.”

“Dasar babi.”

“Apa? BABI?! DASAR GEMBUL!”

“Kalau kau perlu kuingatkan lagi, abs ku sudah menjadi trending topic di Naver sejak tiga bulan lalu.”

“JUNG CHANWOO MENYEBALKAN!”

“Iya aku tahu kok Lee Suji, aku juga mencintaimu.”

 

Sabtu, 26 Desember 2020

“Selamat hari jadi yang kelima, Matahariku.” Chanwoo menyerahkan buket berisi dua ratus mawar merah. Pria setinggi seratus delapan puluh centi itu juga berlutut dan menyodorkan kotak hitam terbuka berlogo Tiffany&Co.

“Ya ampun Chanwoo!” Suji sudah menangis sejak Chanwoo datang dan membawa buket bunga besar yang sangat kentara. Mereka memutuskan pergi berdua ke Hainan untuk berlibur dan merayakan hari jadi mereka di tempat berpantai indah ini. Tapi Suji tidak menyangka bahwa Chanwoo sudah well-prepared.

 

“Kau suka tidak kalungnya? Aku sudah pakai yang bulan, jadi aku memberikanmu yang matahari.” Suji menyentuh bandul kalung matahari itu dan semakin jadi tangisnya.

“Ada kata lain di atas kata luar biasa?” Chanwoo menggeleng manis sembari mengangsurkan sapu tangannya dan mengusap air mata gadisnya dengan bahagia.

“Terima kasih ya Lee Suji, sudah mau menjadi matahari untuk kehidupanku selama lima tahun belakangan ini. Tanpa Lee Suji, Jung Chanwoo yang cuma sekedar bulan ini pasti tidak akan pernah bersinar dan tanpa Jung Chanwoo, Lee Suji yang matahari juga pasti kesepian di malam hari. Aku benar-benar bahagia memilikimu di sampingku.”

“Aku juga.”

 

Chanwoo baru saja memasangkan kalung bandul matahari itu pada leher Suji ketika gadis itu langsung memeluknya erat.

 

“Kita ini aneh ya. Chanwoo sibuk comeback. Suji libur panjang. Chanwoo istirahat. Suji promosi keliling Korea.” Suji mengangkat kepalanya dan kembali mengusap air matanya dengan sapu tangan Chanwoo. Untung saja maskara yang ia pakai hari ini waterproof.

 

“Chanwoo konser keliling Jepang. Suji tidur manis di apartemennya di Seoul. Chanwoo mau liburan. Suji punya setumpuk jadwal penampilan teater. Chanwoo sibuk syuting drama. Suji asyik nonton semua drama yang dia mau lewat laptopnya.” Chanwoo jadi tersentuh. Ia tidak menyangka ternyata hubungannya dan Suji sebegitu berlikunya. Tapi ia lebih tersentuh karena Suji mampu mengingatnya dengan baik

 

“Pacaran sudah lima tahun, tapi ketemu mungkin cuma tiga kali setahun, waktu hari jadi kita, waktu ulang tahun Suji, dan ulang tahun Chanwoo.” Dan lebih tersentuh lagi ketika dia sadar bahwa sesedikit apapun waktu mereka bersama, mereka ternyata berhasil sampai ke titik sejauh ini.

 

“Walau kita berdua masih sama-sama muda, tapi Suji yakin sejak awal kalau hubungan sama Chanwoo emang worth to fight kok. Suji bahagia banget Chanwoo masih mau bertahan dengan Suji yang kadang kelewat manja ini.”

 

Chanwoo dengan tiba-tiba menyatukan dahi mereka. Ia melihat ke arah sepasang mata kenari Suji yang mengerjap berusaha menyingkirkan air mata sekaligus menajamkan pandangan.

“Karena kita adalah janji matahari yang sekalipun tak tentu waktunya tapi pasti akan terbit di pagi hari dan pasti akan tenggelam di kala senja. Seberapa jauh dan lamanya waktu memisahkan kita, pada akhirnya kita hanya ditakdirkan untuk selalu bersama dan kembali.”

 

Setelah lima tahun bersama, pada akhirnya malam itu menjadi saksi nyata bibir menggemaskan Chanwoo menyentuh milik Suji. Penantian panjang mereka untuk salah satu peristiwa bersejarah dalam perjalanan cinta mereka itu terjawab. Tetua grupnya benar saat mengatakan bahwa mencium orang yang kau cintai akan memberi euforia berlebihan dan Chanwoo tidak menyangkal itu. Dalam setiap kecupan manis itu Chanwoo bisa merasakan euforia dan luapan cinta yang terlalu besar untuk bisa disampaikan hanya dengan sekedar kata.

 

“Chanwoo cinta Suji.”

“Suji juga cinta Chanwoo.”

 

 

.THE END.

 

Retrouvailles —from French

The happiness of meeting again after a long time.

Comment?